Berkas Cinta yang Kandas
“Rin!, benarkah kini aku hidup yang
kedua kali ?” tanya Stefani pada Ririn, yang menggoreskan
sebuah penasaran di hati Ririn.
“Ah, apa apaan sih, Fan !” jawab Ririn dengan
ketus.
“Kenapa ramalan datangnya
kiamat enggak benar, kenapa lewat begitu saja!”. Kembali Stefani melontarkan keluh
hatinya hingga semua teman yang lagi gabungpun
melempar sorot mata tajam mereka pada Stefani, yang kini malah kelihatan cengar cengir wajahnya.
“Kok lo ngomong gitu sih Fan
!” jawab Ririn.
“Lo lupa !, kemarin kan
tanggal 12 Desember 2012. Seharusnya kita kita ini udah lenyap dari muka bumi
dihempas kiamat, iya kan ?”
“Maksud lo hari kemarin seharusnya terjadi kiamat dan kita semua mampus ?. Kiamat
itu urusan Tuhan !”, bantah Ririn, yang disambut dengan tawa lepas Stefani, sedangkan Ririn terlihat berkerut dahinya. Lantaran sokib gaulnya itu, hari
ini entah mengapa nglantur nggak ada ujung pangkalnya. Nggak biasa cewek ABG
ini nglantur seperti ini, padahal sudah lama mereka gabung. Sedangkan
Lily dan Sebastian hanya saling melempar pandang, mereka juga heran mendengar joke Stefani itu yang nggak seperti
biasanya.
“Lo lagi ngebayangin Frans
kan !, ah dasar lo anak mama, ditinggal Frans aja nggak bisa terbang bebas kaya
merpati !. Enjoing piss, sobatku !” pinta Lily.
Stefani mulai menampakan
senyum yang kecut, dengan rona muka memerah. Ucapan Lily tadi terasa seperti
petir ribuan volt yang mengaliran arus listrik di sekujur tubuhnya. “Frans, oh
iya Frans, mengapa aku seperti kehilangan sendi tulangku, bila aku mendengar
nama itu disebut !”bisik hati Stefani mula mengagayuti dinding jantugnya. Bisik
hati itupun terpancar pada sorot mata Stefani yang kosong.
“Piss, so sory aku ya Fan !”
pinta Lily yang merasa advisnya tadi malah membuat sokib lamanya menjadi lebay
dan tersudut.
“Never mind, Lily !, is OK!” kilah
Stefani yang masih belum mampu menyembunyikan
wajahya yang kusam. Beruntung mereka semua biasa peduli bersama, curhat bersama bahkan seringkali mereka
bersama mengorbankan apa yang mampu mereka lakukan demi sokib mereka, maka
getaran halus yang tertoreh di hati
Stefani langsung bisa dibaca mereka
bersama.
“Udah deh Fan, lo kan udah
gede !, klo cowok seperti Frans meninggalkan lo, kan udah biasa. Ada apa sih,
Fan !, piss deh !” Sebastian kelihatan seperti guru BP Stefani yang memberi
bimbingan pada dia yang bengal. Karena bagi Sebastian, yang juga sokib kental Frans
nggak nyangka, bila Stefani saat ini belum bisa melupakan Frans. Bukankah cinta
mereka hanya cinta ingusan, yang sebatas hanya mengenal rindu dan saling
mengagumi. Entah lantaran apa Stefani begitu terhipnotis dengan sihir cinta Frans.
“Nggak gitu Yan, kebetulan
ini kan menjelang datangnya tahun baru “ Stefani perlahan mulai mengajak sokib
sokibnya untuk memberi solusi.
“Kan malah kita bisa enjoy ,
Fan “ pinta Ririn.
“Nanti klo saatnya aku bisa
enjoy, aku akan ajak kalian semua refreshing, biar aku traktir makan di mana lo
semua sukai“ jawab Stefani.
“Kenapa nggak sekarang aja, Fan !. Mumpung masih sore, habis itu kita ngumpul lagi di rumahmu, OK Fan
!” pinta Lily dan Sebastian.
“So sorry, friend !, aku
malah membawa kalian semua ke masalahku, piss aku belum bisa merayakan malam
tahun baru ini, bagiku malam tahun baru ini sama saja aku memunguti memoriku
saat bersama Frans “ nampaknya Stefani serius dengan masalah ini, terlihat dari
sorot matanya yang layu. Maka tumben cewek ini nggak dandan barang sedikitpun
saat sokib sokibnya ngumpul bareng di beranda rumahnya. Biasanya Stefani selalu
modis, meski hanya dengan T shrt dan celana panjang.
***
Memang satu minggu sebelum
datangnya malam tahun baru, Stefani hanya tersudut dengan galau yang mengganjal di hatinya. Memory yang dia rajut bersama Frans di tahun
baru satu tahun silam begitu kelamnya. Meski Stefani hanya cewek ABG, namun
karena asuhan ortunya yang penuh kasih sayang membuat dirinya mampu bersikap
seperti wanita dewasa. Memang Stefani mengagumi Frans Daniel melebihi cowok
lainya yang juga ganteng dan gaul seperti Frans. Hingga akhirnya dinding hati
Stefani runtuh dihempas cumbu rayu Frans.
Namun Stefani sama sekali
tidak mau menerima sikap Frans yang liar, seperti burung terbang kemana yang
dia sukai. Stefani dalam hal ini selalu memberi advis pada Frans agar cowok
pujaanya mau meninggalkan kebiasaan norak, seperti suka mabuk, narkoba bahkan sering pula berjudi. Dengan
penuh kelembutan dan kasih sayang yang tulus, Stefani layaknya seorang kakak
yang lembut, berusaha membimbing Frans untuk meninggalkan kebiasaan buruknya
itu.
Stefani berusaha tegar
menghadapi sikap Frans yang tak gila dan liar. Seribu janji dari Frans
diterimanya dengan hati yang lapang, meski dia melihat sendiri Frans seenaknya
melanggar janji yang diucapkanya
sendiri. Sudah berkali kali hati kecilnya selalu menyuruhnya untuk
meninggalkan cowok idolanya itu, yang hanya bisa bersikap ego dan tidak pernah
bisa menghargai Stefani. Namun perasaan iba terhadap Frans selalu menghalangi
dia untuk memutuskanya. Karena Stefani tahu, Frans hanyalah korban
ketidakharmonsan mama dan papanya.
Barangkali saja arti
kehadiran seseorang akan lebih berarti lagi bila dia telah meninggalkan kita.
Filosofi itu semula dipegang kukuh oleh Stefani, hingga dia akhirnya bertekad
bulat meninggalkan Frans dan merencanakan maksudnya itu persis di malam tahun
baru 2012. Stefani berharap Frans sangat
mengharapkan kehadiran dia kembali dan mampu menghargai dirinya, setelah
Stefani meninggalkannya.
Stefani berharap kehadiran
Frans di malam itu bukan sebagai Frans yang norak, tetapi hadir sebagai Frans
yang dewasa dan mampu menghargai dirinya. Sehingga Stefani layaknya seorang
putri raja yang menunggu pangeran cintanya. Di saat itulah sebuah janji dari
Stefani akan dia ucapkan, sebuah janji tentang cinta mereka yang hanya tuhan
yang mampu memisahkan mereka.
Namun apa yang terjadi justru
semakin membulatkan tekad Stefani untuk meninggalkan Frans. Frans malah merayu
Stefani agar dia mau gabung bareng dengan Frans melewati malam tahun baru
dengan narkoba. Stefani dengan hati yang bergetar kuat akhirnya memutuskan
Frans, yang terlihat sama sekali tidak
menampakan respon galau atau penyesalan.
Franspun telah lama memperlakukan Stefani seperti ABG murahan, tak
berari sama sekali bagi Frans.
Frans saat itu semakin
keranjingan dengan narkoba, saat malam tahun baru merambat perlahan tanpa
Stefani disisinya, Frans semakin gila berkencan dengan narkoba, semakin dia liar
terbang ke angkasa, membumbung tinggi dalam atmosfer imajinasinya, Sehingga dia
tidak mampu lagi menginjakan kakinya di
bumi, Frans tersungkur dan meluruh
karena overdosis, yang membuat ortunya, semua
sokibnya terlebih Stefani kehilangan dia dan larut dalam penyesalan. Kini
memori itupun menjalar kembali di tiap sendi, sudut hati dan degup jantung
Stefani di malam tahun baru 2013, yang diluar dugaan sokib sokibnya klo Stefani
sudah mampu menepis memori itu jauh jauh.
***
“Aku
salut sama lo, sobat cantiku !” lengking suara
Lily menyapu tiap sudut beranda rumah Stefani. Stefani menyibakan rambutnya dan meluruskan
wajahnya kearah Lily dengan senyum tersungging di bibirnya, terlihat wajah yang
ayu alami meski di sudut hatinya masih menyimpan kegalauan hati.
“Bener
Lily Fan !, lo kadang lebay seperti anak kecil tapi kadang pula mampu bersikap
seperti wanita dewasa, dah cukup perhatian lo pada Frans, kini tinggal kamu memikirkan
diri kamu sendiri “ Ririn menambahkan.
“Trim
ya friend !, dah habis curhatku pada lo semua, kini aku sudah lega. Ada yang
tersisa di hatiku, yang penting aku udah berbuat maksimal untuk Frans, tapi dia
memilih cara hidupnya sendiri, dan mama papanya Frans pun tahu tentang itu” seru Stefani yang kelihatan sudah berbinar binar wajahnya.
Stefani
kini larut dalam canda sokib sokibnya, sementara malam tahun baru semakin
merayap hingga halaman rumah Stefani terang benderang di hujani kembang api,
bayangan Frans di hatinya kini sirna ditelan gairah hidup Stefani yang baru.
Semua sokibnya kinipun ikut berceria bersama Stefani***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar