Tiada habis habisnya hujan menyodorkan
hasrat untuk menemani Betty di beranda rumahnya ketika senja telah merambat,
menitipkan bayangnya di seluruh penjuru beranda itu. Sambil pula mengusung
kesenduan yang menerpa hati cewek manis, berambut model Demi More. Jarum jam
pendek kala itu telah berada di dekat angka 5, sementara Ryan belum juga menampakan untuk menerkam
janjinya sendiri pada cewek gaul, kolokan namun berwajah melangkonis itu.
Tetes tetes air hujan yang menerpa tirai
bambu di beranda itu tak henti hentinya memberi sindiran langsung ke tengah
hatinya yang sedang dipenuhi beribu jarum, hingga terasa sesak di dada. Maka
bibir yang ranum dan tipis itupun saling menggigit dan siap melontarkan cacian
kepada Ryan, cowok hitam manis dengan postur tubuh yang simpal. Namun bukan
lantara itu “cewek sedingin es” itu kelimpungan di pangkuan Ryan, tetapi sikap
yang dikemas Ryan dengan tutur kata yang santun dan flamboyant. Mirip actor
Rano Karno dalam “Ku Gapai
Cintamu”.
Namun kali ini Ryan tak lebih dari cowok
yang bakalan menjadi tumpahan seabreg kedongkolan cewek anak mama ini, lantaran
cowok ini yang menjadikan Betty kali ini menyimpan dinamit, yang siap meledak
kapan saja. Kesal, di tengah hujan sabtu sore ini. Padahal ultah Yeny di mulai
jam 3 sore ini. Namun sebersit rasa kagum Betty masih dia simpan dalam belahan
hati, meski kekesalan sudah ada di ujung tenggorokanya ini.
Beranda rumahnya bergetar, air genangan di
halaman rumahnya berlarian tak tentu arah. Dentuman saura piston mobil CJ 7
warna merah menyala memenuhi semua rumah Betty, Ryanpun tak lama segera menemui
dewi Supraba yang sedang menyudut di beranda rumahnya, dengan wajah dilipat dan
sorot mata liar, layaknya sorot mata elang melihat mangsanya nun jayh di bawah
sana.
“Aku tahu, Bet, kamu mesti lagi marah,
maafin aku”
“Kamu tau nggak, sudah berapa lama aku
menungumu, sejak dari jam 2 siang aku dah disini menunggumu”
“Tapi kali ini saja, aku mohon di sorry”
“Ah..Ryan, kamu seperti anak kecil saja”
“Maksud kamu ?”
“Yan.aku
sama Yeny sudah kaya saudara kembar saja. Kalau ada aku, mesti ada dia
dan sebaliknya. Aku nggak bisa membayangkan ultahnya dia tanpa aku”
“Tapi, sekali lagi aku mohon di sorry. BetuL
Ber, aku tadi disuruh mengantar mama dulu”
“Bukan itu jawaban yang aku harapkan, Yan ?”
“Lantas . apa!”
“Sudah berapa kali, kamu memperlakukan aku
seperti ini ?”
“Gimana lagi, Bet. Aku kakak tertua, semua
adik-adiku selalu minta tolong apa saja sama aku”
Betty kembali melipatkan wajahnya, meski
rona merah di pipinya kini telah berubah menjadi cerah. Beetypun mulai mengerti
situasi seperti ini, untuk cowok flamboyant yang seneng berpetualang ini memang
ringan tangan menolong siapapun, tapi bengalnya itu yang membuat jantungnya
sering berdegup. Namun itulah Ryan, sedikit banyaknya Betty sudah tahu figure
satu satunya cowok yang mampu menghanyutkan hatinya di deras alur sungai
Gangga.
Kedua remaja itupun kini sudah berada di
atas kursi mobil berkulit macan tutul, menambah romantis temaram senja kali
ini. Betty bagaikan sang ratu di atas singasana raja berdampingan dengan sang
raja yang murah senyum, dengan bibir yang selalu ramah kepada siapapun. Mobil
itupun kini melesat di jalan jalan yang lengang dan basah di Kota
hujan Bogor..
***
Yenny hanya bersandar pada sofa ruang tamu
berwarna biru tua, Sementara di luar hujan masih saja menyertai hari ultahnya.
Sebagian teman teman gaulnya sudah hengkang lantaran mereka meburu Saturday
Night, asyik dengan acara masing-masing. Wajahnya yang sendu seakan menyimpan
hasrat meruntuhkan langit yang menghitam pada malam ini. Sesekali dari matanya
yang bening menitikan air mata, betapa bahagianya malam ultahnya kali ini di
tengah semua sohib sohibnya. Meski malam yang berkalang hujan sedari tengah
hari tadi telah memingitnya. Namun dari dalam kalbunya terselip perasaan
kosong.
Titik
air matanya kini bertambah deras, apa yang dibayangkan bisa merayakan ultah
bersanding dengan Betty kini hanya fatamorgana menggantung di langit hitam.
Lantaran sahabat sejatinya sejak mereka duduk di bangku SMP tak menampakan
seujung rambutpun. Padahal perhelatan apapun tentang dia, Betty selalu
disampingnya ataupun sebaliknya. Perasaan kini bertambah pilu saat semua
sohibnya meninggalkan dia sendiri, hanya mama dan papanya serta beberapa
pembantunya yang sibuk membersihkan ruangan.
Perasaanya seketika itu menjadi bertambah
kalut, terganjal di hatinya antara bahagia dan kecewa, ketika sebuah mobil jee[
CJ 7 warna merah menyala memasuki ruang halamanya. Betty secepat anak panah
lepas dari busurnya, segera memeluk sokibnya di sofa artistic itu. Kedua cewek
remaja jelita itupun kini saling berpelukan tanpa ada yang mau mendahului bertutur
kata. Ryan berdiri terpaku di pojok ruang tamu model hotel berbintang, hanya
tertunduk lesu.
“Maaf aku Yen , aku…terlambat.”
“Sudahlah, antara kita masihkah.,,?.” Yeny
tak mampu meneruskan ucapanya, dadanya yang sesak telah membungkam mulutnya.
“Jangan kau katakana itu, aku minta maaf,
Yen. Lain kali pasti aku selalu disisimu, dalam keadaan apapun “
“Tapi ulang tahunku…”
“Sudah Yen, jangan ungkit masalah tadi. Aku
tetap sahabatmu. Yeni, tak sedikitpun aku meluipakanmu. Aku masih ingat betapa
kala aku terbaring menunggu ajal di rumah sakit.
Kehadiranmu disisiku tiap saat berhasil
menyembuhkanku, sehingga aku hingga kini masih melohatmu. Aku nggak mungkin
melupanmu.
Yenny semakin kencang memeluk Betty, pelukan
mesra itupun disambut Betty dengan perasaan yang haru. Kisah kisah lama dalam
duka dan suka antara mereka berdua begitu kuatnya. Sementara senyum bahagia
kini menghiasi wajah mama dan papanya Yeny, yang bangga dengan sikap dua remaja
itu. Hanya Ryan yang belum mampu menepiskan perasaan bersalah.
Malampun perlahan beranjak, kedua insan yang
lagi ceria kini berpisah. Betty tidak langsung masuk ke rumah, dia memilih menghabiskan
malam minggu di beranda rumahnya berdua dengan Ryan. Angin malam Kota Bogor
mulai mengusung sifat manjanya, bertiup
semilir tapi menggigit sumsum tulang. Bulanpun kini mulai menengok dunia,
situasi berandapun menjadi romantis. Namun bayangan Yenny masih saja belum mau
hengkang dari hati Betty.
“Ini semua gara gara kau !”
“Habis mau bagaimana, kalau aku tahu bakal
membuat kecewa kamu dan Yenny, aku nggak
bakalan mau mengantar ibu !”
“Ya, sana
kembali ke ibumu saja. Nggak usah kamu pedulikan aku atau Yenny”
“Kok kamu jadi kasar sih Bet !”
“Ya, karena kamu satu satunya manusia di
dunia yang nggak ngerti perasaan seorang sahabat”
“Aku.!. Bett !, apapun yang kamu inginkan ,
aku selalu siap melakukan. Tapi peduliku pada ibuku sendiri juga nggak bisa diabaikan
!”
“Maka kembali saja pada ibumu, jangan kau
sentuh rumahku lagi”
“Baik, Betty, bila itu maumu. Selamat
tinggal ya Bet. Sukses selalu untukmu”
Ryan bagai bayangan hantu, berlalu dari
hadapan Betty tanpa wajah cerah seperti biasanya. Bettypun tidak ubahnya
seperti Patung Ganesha yang nyanggong di beranda rumahnya. Pintu mobil kesukaan
cowok melangkonis itu kini menjadi sasaran kemarahan Ryan. Betapa sakit hatinya
kini lantaran sikap Betty yang urakan. Segera dia masukan kunci mobilnya agar
cepat bisa sampai di rumahnya dan melupakan Betty selamanya.
Namun sayup dia mendengar suara Betty
memangginya “Yan, Yan ..tunggu ..tunggu “
Ryan segera mematikan mesin mobilnya dan
membuka pintu. Dia segera keluar menyongsong panggilan Betty.
“Yan aku minta maaf, betul Yan ..aku minta
maaf. Aku tadi lupa diri”
“Ah..sudahlah Betty. Akulah yag minta maaf
padamu. Aku minta kamu mau menerimanya “
“Kamu nggak bersalah Yan, akulah yang
bersalah..akulan yang kasar sama kamu barusan”
“Oh, nggak Betty..sama sekali aku nggak
marah “
“Yan, antara aku dan Yeny sudah sedari SMP
bersahabat, layaknya saudara kembar. Kami satu sama lain saling berbagi kasih
dan kepedulian. Bahkan terkadang melebihi kasih pada do’inya masing-masing.
Kini maukah kau memaafkanku, Yan !”
Ryan tak memberi jawaban sepatah katapun,
hanya tanganya yang kokoh menarik pinggang dewi Supraba hingga mereka saling
merapatkan diri. Bettypun segera mengalungkan kedua tangan bidadarinya ke leher
Ryan. Kedua remaja kinipun ditelan dewi A’mour. Sementara gerimis mulai muncul
lagi menebarkan kasih sayang pada semua umat manusia di muka bumi. Kota Bogor
kembali terpagit sepi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar