Kamis, 01 November 2012

Really in Loving


Sudah satu minggu ini Fransiska tenggelam dalam schedule yang disodorkan tim kreatif ‘Gajah Mada TV’, yang bakal menggelar kolaborasi diva remaja multitalen dengan Mr Chandra Orchestra, untuk menggerlapkan ultah stasiun TV tersebut. Fransiska kini hadir di tengah beberapa diva remaja yang mulai hadir di tengah publik, musisi dan vokalis lainnya, maka dia kini hanya mampu memberikan waktu luangnya untuk sokib-sokibnya hanya di kampus sekolah mereka, meskipun dia kangen dengan seloroh dan usil mereka, termasuk salah satu diantaranya dengan Jeffri. Sokib yang paling lengket dan paling   lama kenal denganya.

Bagi Fransiska yang punya talen vokal yang kuat,  dia sangat tersihir dengan even besar ini. Fransiska tetap mengusung sebuah harapan untuk menjadi pesaing  diva kondang di tanah air, Fransiska tetap menyemai ambisi untuk bisa mensejajarkan dia dengan KD, Juni Shara, Shahrini , meski entah kapan dia tidak tahu. Tapi langkah untuk mencapainya tiada pernah surut di benaknya. Fransiska belum mengenal sebuah sensasi, ambisi karir dan seabreg moralitas selebritis yang ‘nyleneh’. Fransiska hanya akrab dengan seloroh  yang lepas dengan siapa saja yang melingkunginya. Meski terdapat beberapa cowok melangkonis dan romantis yang berusaha mencuri de’ amour yang dipenuhi mawar merah dari hatinya.

***

Jeffri hanya bisa memandang Fransiska meski hatinya meluruh, saat Fransiska curhat denganya di suatu pagi, beberapa hari  sebelum dia  pentas dalam malam Gebyar Diva Remaja Multitalen.

‘Jeff, aku minta doa mu, ya !, ”. Seberkas pemintaan Fransiska disodorkan dengan senyum manis menawan.

‘OK, Siska aku berharap dan berdoa moga kamu mampu sukses malam minggu nanti’. Jeffri membalasnya dengan senyuman yang kelu dan resah kini menggayuti hatinya. Jeffri tidak mampu menyembunyikan perasaan takut kehilangan Fransiska, yang telah beberapa tahun menjadi sokib dekatnya. Jeffri merasa dirinya kini berada di sisi Fransiska yang tidak kokoh, padahal Jeffri mengharapkan  tautan yang lebih friendly bahkan getar hatinya lebih bisa dimaknai dengan kehangatan segalanya, apalagi kehangatan sebuah senyuman dari Fransiska seperti tadi.

‘Kamu harus tulus doa’in aku, ya Jeff !. Aku merasakan suatu tantangan yang berat. Semua diva remaja sudah go nasional. Sedangkan aku hanya bermodal vokal “

“Kok kamu ngomong kaya gitu sih !, inikan bukan malam bintang, konser inikan hanya untuk penyaluran bakat remaja tingkat nasional “.

“Aku tak bisa membayangkan bila aku kalah besaing dengan mereka, padahal ini adalah kesempatan emas bagi aku Jeff “. Wajah Fransiska mulai kelihatan terlipat,senyumnya kini telah hilang di sudut bibirnya. Sebuah keresahan kini membayangi cewek flamboyan, yang kini bersandar di jok mobil warna biru muda. Namun keresahan itu tidak seberapa dibanding resah yang hadir di degup jantung Jeffri.

“Aku mendapat informasi dari publik,bahwa vokal kamu memiliki spesifikasi dibanding difa lainnya. Kamu jangan merasa kalah dulu !”

“Ah, aku kira biasa aja, kemarin aku latihan dengan mereka sepertinya biasa saja”

“Tapi Siska !,kamu punya nilai lebih di banding mereka !” Jeffri mencoba menyelamatkan Fransiska yang mulai hanyut dengan perangkap kegagalan yang mulai dipasang diri Fransiska sendiri.

“Apa itu, Jeff !”

“Diantara mereka kamulah yang paling cantik. Kamulah yang paling punya potensi untuk menyihir publik dan mencuat ke blantika musik nasional dan aku bangga punya sahabat seperti kamu. Kalau kamu optimis, kesuksesan bakal kamu raih, betul Sis percayalah ! “

***

Fransiska merasakan sesuatu  yang aneh yang tersembunyi dalam ucapan Jeffriitu, tetapi perasaan itu dia tutup rapat-rapat. Meski Fransiska termasuk cewek yang dibilang gaul, smart, dewasa, namun selama ini dia hanya mampu menyodorkan persahabatan dengan siapapun, termasuk dengan Jeffri. Jeffri dipandangnya hanya sebagai sahabat yang sering menjadi limpahan curhat, ringan tangan dan piawai dalam memotivasi dirinya, yang dibutuhkan dirinya karena ortu Fransiska tidak mampu meluangkan waktunya barang sekepingpun untuk memperhatikan dirinya. Papa Fansiska hanya asyik merajut nafsu durjana dengan wanita-wanita murahan di bungalow miliknya pribadi. Sedangkan mamanya lebih memilih menjadi dosen ahli di Harvard University AS.  

“Kita pulang Sis ?”

“Aku lagi males !, aku cuma pengin lepas bebas terbang ke tiap penjuru Semarang. Kamu mau menemaniku, kan !. Santai aja Jeff, kalau kamu cape biar aku yang jadi driver !”

“Mana ada tuan puri bawa mobil, biar aku yang bawa saja, Sis !”

“Kalau sang pangeran yang ganteng yang ngikut, tuan putripun mau jadi driver ‘

“Sekarang tuan putri mau jadi driver, coba kalau sudah menjadi diva nasioanal dan menjadi selebritis kaya Shoimah atau Ayu Ting Ting, mana mau gabung bareng dengan Jefrri.”

Mengapa kini Jefrri lebay, mengapa pula dia kelihatan seperti khawatir bila aku berhasil nanti. Apakah ini sebuah persahabatan semata,atau lebih dari itu. Ah aku tak mengerti. Bertubi-tubi isi jantung hatinya dipenuhi bisikan seperti itu. Namun siapakah yang memulai, bukankah pertemuan seperti ini hampir setiap hari terjadi antara dia dan Jeffri. Ataukah hanya perasaan egois dirinya karena mengalami “under-pressure’ yang kuat selama beberapa pekan ini, atau memang Jeffri selama ini menginginkan  lebih dari sebuah persahabatan.

“Siska,kamu nglamun ya ?”

“Ah, nggak kok Jeff !”

“Kita makan siang dulu, aku sudah lapar. Aku coba cari makanan yang kamu suka. Kamu paling suka menu ini kan ”. Jeffri menghentikan mobilnya di warung garang asem, menu makanan yang paling Fransiska senangi. Fransiskapun hanya menganggukan kepalanya dan pada dirinya mulai timbul perasaan lembut, selembut benang halus yang menawarkan eksotis hatinya. Sedemikian besarnya perhatian cowok ini pada dirinya. Padahal sudah terhitung banyak cowok cowok ganteng yang mencoba meluruhkan hatinya, tapi mengapa hanya Jefrri saja yang dia dibat tak berkutik. Aku tidak tahu perasaan apa ini, aku dengan Jeffri kan sudah sering gabung bareng dimana dan kapan saja. Ah konyolnya hati ini. Entah setan apa yang kini singgah di hatiku, sehingga saat ini perasaanku  sering menjadi liar seperti ini. Oh Jeffri maafkan aku ya !.

“Aku kemarin kemarin sempat bingung, Sis !”

“Kenapa, bingung ?”

“Aku nggak punya temen !”

“Ngaco kamu, kan ada Windy,Natalia dan teman teman satu kelas lainnya “

Mereka sibuk masing-masing “

“Maaf aku ya Jeff, sebenarnya aku pengin ngajak kamu pembekalan di studio, tapi aku kasihan sama kamu. Latihan yang diberikan Om Chandra sangat menyita waktu”

“Sebenarnya nggak apa-apa  Sis,  asal aku punya teman gabung “

“Apa mereka semua bukan teman kamu?”

“Kamu kan sokib aku yang paling bisa membuat aku enjoy, saling mengerti dan bisa untuk curhat”

“Kamu aja yang lagi lebay hari ini Jef. Kamu lagi naksir sama siapa sih Jeff ?“

“Aku nggak pernah  naksir cewek lain, aku nggak punya sesuatu untuk yang lain. Tapi entahlah “

Mereka berdua saling membisu, Jeffri tidak mampu lagi meneruskan mencurahkan kata hatinya.Fransiskapun lahu persis bahwa dia harus menautkan benang-benang halus lebih rapat lagi seperti yang diminta Jeffri. Dia harus mulai menginjakan langkah pada sesuatu yang nyata antara mereka berdua, Fransiskapun kini dalam kungkungan “really in loving” dengan Jeffri,satu-satunya cowok yang paling dekat dengnya selama ini, bahkan lebih dekat lagi ketimbang dengan papa dan mamanya.

Fransiskapun kini merasakan sayap-sayapnya telah ringan untuk menyentuh langit berbintang,yang tiada sesuram malam-malam sebelumnya.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar