Prima memang telah kencan dengan Sandi untuk bertemu di ultah cewek gaul ini seminggu
yang lalu. Ucapan
Prima memang telah membalut begitu kuat di setiap denyut nadinya. Lantaran malam ultah sang princess of heart-nya, seakan langit akan berkubang seribu warna kembang
api. Setiap barisan ombak di lautpun
akan berhenti sejenak, air terjun akan
berganti memberi senyum yang indah, kepada semua yang memadu cintanya, saat
saat detik tanggal lahirnya.
“ Ntar
kita akan mejeng di mana , San “ seru
Prima dengan hati yang berharap cemas agar malam ultah
Sandi segera tiba. Mataharipun
telah Prima beri pesan supaya berputar lebih cepat.
“ Nggak
tahu . Aku lebih merasa romantis bila kita nikmati malam ultahku
di Malioboro saja. Gimana Pram ?
” jawab Sandi, gadis manis yang telah menghanyutkan seluruh
nadi dan jantung Prima dalam samudra pesonanya.
Prima hanya diam sesaat, seribu bunga warna jingga
kini melintas di sudut hati cowok
ganteng ini, lantaran hadirnya Sandi. Kekaguman Prima pada Sandi ternyata lebih menghanyutkan ketimbang
yang lain. Primapun baru sadar
ketika Sandi menggayutkan tangan di punda
Prima.
”Kok
diam saja sih Pram !.
Apa kamu masih ingin enjoy
lagi dengan Anyelir,
cewekmu dulu yang seindah bunga sorga,
yang beribu kali lebih baik dari
aku, Pram ? “ . Primapun tersentak
kaget, mendengar Sandi merajuk
seperti anak kecil, yang penuh cemburu . Menggayutkan lagi masa-masa
silam ketika dia masih memiliki Anyelir , yang kini di LA mengikuti ortunya yang bertugas sebagai bos perusahaan swasta.
” Sandi,
aku tidak mau kamu menyebut nama itu
lagi di depanku . Kamu miliku Sandi. Aku sudah lupa sama
Anyelir. Biar kamu saja yang
singgah di hatiku . Tolonglah San ! ”
”Habis kamu tadi nggak dengerin omonganku
Pram, aku lihat tatapan mata kamu
kosong. Kayanya kamu
mbayangin malam bertabur bunga bersama Anyelir. Maafin aku ya Pram ?
” Sandi menyodorkan tangannya
dengan mata di balik kacamatanya menatap
sendu. Prima merasakan seluruh tubuh ini terbang ke angkasa. Ah Sandi kamu begitu penuh
pesona, semoga engkau tidak
berlalu , seperti Anyelir,
begitu bisik hatinya.
Primapun menyambut
tangan Sandi dengan senyuman yang tergambar dari hati ini yang terindah,
Sandiipun melempar senyum tipis dari bibirnya yang
lembut sembari mengulurkan tangan kirinya juga untuk merapatkan tubuhnya
ke arah Prima. Dan kini
dia merebahkan kepalanya di dada.
Primapun membalasnya dengan
mengusap rambut Sandi yang harum.
Sesekali diciumnya rambut Sandi
sembari membisikan segumpal kata sayang.
” Pram
, aku sering cemburu , jujur saja sama aku
ya , Pram ! . Anyelir jauh lebih
segalanya darui aku kan Pram ? ”
” Ah.
. . kamu ini , aku kan nggak mau kamu menyebut-nyebut dia lagi ! ”
” Tapi
, Pram. Kalau kamu emang pengin
terus dekat aku, kamu
harus bisa melupakan dia. Itulah yang aku pinta ”
” Lho,
emangnya aku masih memburu
Anyelir. Biarkan dia bahagia di LA. Dia nggak kurang satu apapun ! “
“ Kok
kamu tahu dia bahagia di LA
, kamu kontak dia ya ?, Kamu masih pengin lagi bersama dia, gadis cuakep,
kaya, pande lagi ? “ Tutur
Sandi sambil menyurutkan langkah menjauhi Prima cowok yang dia anggap segalanya, Meski telah banyak cowok ganteng dan
gaul yang naksir dia. Namun hanya Prima
Antariksa aja yang membuat
dia menyerahkan sebilah hati miliknya.
“ Udahlah San,
kamu jangan mancing – mancing aku terus
dong. Aku harus
ngomong gimana. Itu kan masa- masa lalu San
?, Sekarang yang ada hanya aku dan
kamu ! ”. Primapun tahu persis perangai cewek kolokan
ini. Maka Primapun
tak mau buang waktu lama, dia
segera duduk mendampingi
cewek gaul ini di sofa warna biru laut, yang
lagi marah nggak karuan arahnya, tapi setianya amit- amit nggak ada yang mampu
menandingi, meski kadang kadang masih
suka kaya anak ABG aja wataknya .
Justru saat seperti
inilah yang ditunggu Prima ,
karena dia bisa melihat alami wajah cewek kolokan ini. Maka
diapun lantas membiarkan Sandi
hanya menghabiskan malam mingggu ini
dengan wajah berselimut mendung kelabu,
yang penting dia bisa melihat wajah
ayu Sandi.
Malam kini
berselimut kebisuan karena rembulan
telah hampir menyentuh tengah langit,
pertanda malam semakin larut. Udara dingin kini terasa sekali menusuk tulang
mereka, lantaran memang dari pagi hujan tiada
henti.
Sepanjang
perjalanan pulang melewati jalan Kota
Semarang yang membisu di telan dinginya gerimis, Prima
masih saja terkungkung
dengan makian Sandi. Bukan lantaran
sakit hatinya tadi, namun karena Sandi mengajaknya untuk menghadirkan kembali
Anyelir yang berusaha dia kubur dalam – dalam.
Bersama
dengan air gerimis yang terus menerpa kaca mobil Xenianya,
Prima kembali angannya ke dua
tahun silam. Ketika dia mencoba datang
ke rumah Anyelir di Ungaran, yang beberapa hari sebelumnya nggak ngasih
kabar. Namun rumah
itu telah kosong tiada
berpenghuni, hanya kerabat Anyelir
saja yang masih menunggu rumah itu.
”Jadi kamu yang bernama Prima
Antariksa ? “ . Jawab lelaki
setengah baya yang
ternyata Pamannya Anyelir.
” Benar Om,
Aku mau bertemu Irna
Om ? ”
” Lho
apa kamu belum tahu ? “
“ Belum
Om, Emangnya ada apa ? ”
” Om nggak berani
ngomong, Mas. Hanya surat ini yang Irna titipkan untukmu. Silakan kamu baca. ”
” Surat
apaan Om ? ”
“ Nggak tahu aku, Mas Pram, Irna nggak
pesan apa – apa hanya menitipkan surat ini ”
Jantung Prima
semakin berdegup keras, kedua
tangannya terasa bergetar kala membuka amplop itu.
Meski Prima nggak tahu perisi isi
suratnya, namun dia sudah mampu menduga apa yang
terjadi. Sebaris dua baris dia baca
surat itu hingga baris terakhir , Adakah
sisa hatiku yang mampu aku naungi untuk
menerima kenyataan ini, demikian bisik hati Prima yang kini hanya mampu duduk
di sudut kursi tamu rumah Anyelir yangh
mewah.
Bukankah
Anyelir seminggu yang lalu biasa –biasa saja sikapnya, tidak ada sepotong katapun ia luncurkan tentang rencana
kuliah di LA. Ataukah memang dia pandai
menyimpan rahasia, atau mungkin
saja dia telah menyembunyikan cowok lain
yang jauh lebih baik segalanya dari aku. Pertanyaan itu berulang silih bergani
datang dan pergi dari hati Prisma. Meski
perhatiannya kini hanya tertuju pada jalan aspal yang ada di depanya.
Primapun menjalankan mobilnya dengan
pelan, menyusuri jalan Ungaran Semarang yang padat.
Malam tahun
baru hampir tiba, Sandi udah nyiapin pakaina baru lengkap
dengan assesorinya. Kesempatan itu udah
dia bayangin, betapa mesra dan berkesan nantinya bermalam tahun baru di
Malioboro gabung dengan ABG fansnya dari seantero mana aja.
Terlebih lagi pada pesta nanti dia akan bareng dengan cowok yang
singgah di hatinya, yang gantengnya kaya Arjuna turun dari kahyangan. Sesekali dia ngebel Prima, sekedar curhat ingin segera
bermalam tahun baru di Malioboro.
Primapun tidak ingin melepaskan saat saat romantis
nanti, meski dia masih terpagut dengan
bayangan Anyelir yang memberinya janji
akan ke Indonesia, saat malam tahun baru
setahun lalu. Tapi nyatanya janji itu hanya terbawa angin liar entah ke mana, barangkali
kehidupan di negara Paman Sam telah memberikan segalanya. Prismapun telah mati-matian melupakan sekuat
tenaga, berniat mengubur kuat-kuat
kenangan bersama Anyelir.
Namun penantian kali ini telah pupus sudah setelah hadirnya
Sandi, cewek yang ayu, berkulit kuning
dan semampai tubuhnya., apalagi dengan pemanis kaca mata minusnya yang menambah
seribu pesona bagi dirinya. Namun sifat kolokannya yang belum bisa dihilangkan, tapi bagi
Prima hal ini tak pernah digubrisnya
” Prima
, ada telepon ” seru mamanya
dari ruang tamu yang sempat membangunkan lamunannya, pergi ke negri awan bergandengan tangan
dengan Anyelir. Membagi suka bersama
sekaligus menambatkan gelora hati. Tanpa
menunggu lama kini dia sudah memegang gagang telepon rumah.
” Met
pagi Pram, kamu masih hapal suara
ini. Boleh aku bicara sama kamu Pram ? ” papar sebuah suara dari dalam gagang
telepon.
” Kenapa
nggak, kamu kan temanku yang dulu pernah aku kenal ”
” Betul, Pram ?. Apa dari hatimu yang tulus ?, aku jauh – jauh dari LA sengaja ke sini hanya
untuk ketemu kamu Pram, Meski aku jauh dari Indonesia, namun bayangan kamu
tetap hadir di hatiku Pram. Aku kangen
sama kamu, boleh aku ketemu, kamu Pram ?
” .
”Tentu, Ir .
Sekarang posisimu ada dimana ?, kalau udah di Semarang biar aku jemput
saja. Kebetulan hari ini aku nggak ada acara, ”
pinta Prima yang masih memiliki perhatian yang lembut kepada cewek yang pernah fade-away sama dia
dengan hanya selembar surat
”Biar aku naik taksi aja , makasih sebelumnya Pram, kamu
emang cowok yang penuh perhatian dan lembut. Aku tahu persis dirimu lho
Pram, aku belum pernah ketemu cowok kaya
kamu, betul lho Pram aku ngomong sebenarnya ” seru Anyelir dengan suara
yang patah-patah lantaran barangkali ucapan itu emang keluar dari hati yang
paling dalam.
”Makasih
banget yang kamu ucapin tadi, ya udah gampang nanti
kita bicara di rumah
Sekarang aku tunggu di rumah ya, ”
” Betul ya
Pram , jangan pergi, jangan menghindar Pram Aku serius ingin ketemu kamu ”
” Sifat kaya
gitu nggak bakalan ada di hatiku, udah ya tutup aja telepon ini, aku tunggu
kamu di rumah. Met ketemu lagi ya Ir ”. Prima segera menutup telepon itu, Lantaran jantungnya berdegup keras, sekeras duat ahun lalu kala Anyelir
meninggalkan dia tanpa pesan.
Kegalauan hatinya ini bukan karena pertemuannya
nanti dengan Anyelir, namun Prmapun tahu acara dengan Sandi bakalan kacau, padahal dia sudah memberikan janji ama Sandi
bakalan ngasih happy birthday di
Malioboro malam nanti dan mestinya saat
ini juga dia harus berangkat menjemput cewek kolokan itu. Apa jadinya bila dia ngaak nepatin janjinya itu, bisa-biasa terjadi kiamat 2012. Makanya
kini Primapun harus jujur berkata apa adanya terhadap Anyelir, meski
diapun tahu bakalan membuat luka hati
Anyelir.
Pintu belakang taksi kini terbuka sudah, tak lama keluarlah Anyelir bersama Madam Ivon temen Anyelir dari Paman Sam. Kedua remaja inipun kini berpelukan kaya
dalam akting sinetron.
”Met ketemu
lagi Irna, silakan masuk saja ”.
Kedua remaja itu lama berpelukan, terutama Anyelir yang lama baru bisa
melepas pelukan itu, lantaran seribu
rasa kangen yang lama menggumpal di dalam hatinya.
Kini hanya
mereka berdua yang ada di berabda depan rumah Prima. Sementara itu Madam
Ivon lagi tenggelam asyik bersama-sama dengan Mama dan Papanya Prima lagi punya acara sendiri ke Bandungan.
” Kamu tambah
kurus Pram, Ayo dong enjoy. Sambut aku
yang dari jauh dengan ceriamu dong. Mana Prima
yang dulu amat mesra dan lembut itu, ayo dong ? ” . Anyelir sengaja merapatkan duduknya di
samping Prima. Namun cowok ganteng itu
memang udah nggak kaya dulu lagi. Lantaran
janji Anyelir yang hanya di bibir
saja.
” Ah
biasa aja kok Ir, emang beginilah tampang Prima,
sedari dulu juga emang kaya gini, cowok yang nggak punya apa-apa , hanya
bisa menerima janji-janji doang “ .
”Aku tahu hatimu Pram, aku memang bersalah meninggalkan kamu setega
itu. Namun apa dayaku Pram melawan kemauan
Papa dan Mama. Papa ditugaskan ke
LA oleh
Om William untuk memimpin perusahaannya di sana. Sedangkan aku diminta papa untuk kuliah di sana. Emang saat itu aku kalut sekali Pram . Apalah
aku ini bila nggak dekat kamu ” Terlihat
Anyelir sudah basah matanya menahan kegalauan hatinya.
” Aku
juga nggak tahu harus bagaimana saat itu,
Seharusnya kamu bisa sms atau
kirim email sama aku, Seberapa beratnya sih kirim sms apa email ?. Sehingga aku
jadi tahu apa arti semua ini ”
” Maksud kamu gimana Pram ? ”
” Seandainya aku harus
menunggu kamu sampai kamu balik
ke Indonesia, sampai studi kamu berhasil
akupun sanggup menunggu,. Tapi ya udahlah Ir. Kamu udah menentukan demikian ya
udah ”
Kini hanya
terlihat mata dan pipiAnyelir yang basah
penuh air mata, demikian juga hati Prima yang masih merasakan perih
lantaran sembilu cinta telah mencabik
hatinya. Anyelirpun tidak mampu berbuat apa lagi, kini
hanya pelukan mesra kepada cowok yang dikhianatinya sekaligus diharapkan
cintanya lagi. Lama Anyelir berada di pelukan Prima, sehingga pipi Prima kini hanya dipenuhi air
mata Anyelir. Setelah kembali Anyelir
menemukan hatinya lagi, maka dilepaskanya pelukannya itu, sementara
Primapun masih terlihat diam membujur.
”
Inilah lemahnya seorang wanita , apalagi
menghadapi papa yang sikapnya keras ”
”
Emangnya kamu diapain ? ”
” Papa dan Mama minta aku untuk hidup bersama
dengan Om Chandra, bawahan Papa yang juga ngikut kita ke
LA. Meskpun dia tak kurang suatu apapun,
namun hanya kamu yang singgah di hatiku hingga kini,
Pram ! ”
”
Kasihan dia dong kamu tinggalkan , jangan sakiti dia seperti kamu nyakiti aku
dulu, Ir ”
”
Teganya kamu bilang begitu Pram. Apa dah nggak ada lagi hatimu ? ”
” Aku
juga tahu perasaanmu Ir, tapi kamu juga harus tahu betapa goncangnya diriku
saat kamu tinggalkan, berhari-hari tak secuil nasipun masuk ke prutku, hingga
aku sakit Sejak kita duduk di bangku SMP
kita sudah saling dekat. Tujuh tahun
kita selalu bersama, tapi kamu tinggalkan begitu saja, hanya selembar surat
perpisahan yang kamu pinta sendiri.
Sampai mama dan papa membawaku kerumah sakit agar aku sembuh, Saat itu
datanglah Sandi yang mendampingiku, aku tahu dah lama dia ingin dekat aku, tapi
aku selalu milih kamu ”
Terdengar isak
tangis memenuhi ruang beranda itu yang
kini dipagut kisah cinta dua remaja yang
saling harus mengerti arti saling memahami satu sama lain. Keduanya kini hanya terdiam , masing-masing kini
dililit lamunan yang membawa mereka ke
angan masing-masing.
”
Pram, ajak aku kemana aja untuk ber-happy ending bareng kamu,
sebelum aku balik ke Jakarta. Barangkali ini untuk perpisahan kita. Kan
dua tahun lalu aku nggak sempat ngucapin perpisahan sama kamu. Kamu mau kan ?, kamu masih seperti Pram yang dulu
kan ? ” Pinta Anyelir dengan mata sayu seakan meminta Prima menuruti kemauannya.
”Aku memang Prima yang masih seperti
dulu, sahabatmu. Tapi aku nggak mau meluikai hati dia.
Sekarang nggak ada lagi yang aku miliki
selain dia. Maafin aku ya
Ir. Sungguh berat memang yang namanya
perpisahan, tapi aku harus gimana lagi ?. Kamu cantik lho Ir, aku yakin kamu
akan mudah mencari penggantiku
’Aku
., ya udah Pram. Semoga Tuhan
Mempertemukan aku lagi, Boleh aku mengajukan permintaan Pram ? ”
” Akukan
sahabatmu, kenapa enggak ”
”Aku akan mengucapkan met ultah untukmu diamanapun
aku berada, sebagai penebus atas
kesalahan aku sama kamu. Dan sebuah pertemuan yang indah untuku. Meski engkau telah bersanding dengan
Sandi, aku tak perduli. Bolehkah Pram ?
”
” Tentu
saja Ir, akupun akan selalu menunjungimu
dimanapun kamu berada bila nanti aku ke Jakarta, Asal kamu tetap memberiku
alamat ”
Kedua remaja
itupun kini kembali berpelukan entah
untuk yang terakhir kali. Yang jelas
dalam hati kedua remaja tersebut sebenarnya masih ada benih cinta, namun
karena kedua saling
menyayangi dan saling mambahagiakan, maka merekapun kini saling mengambil jalan
sendiri-sendiri..
Malam di Kota Semarang kini menjadi saksi terjalinya benih cinta antar Sandi dan Prima. Meski
kedatangan Prima ke rumah Sandi terlambat, namun Sandipun menerima alasan demi
mereka berdua. Kini mereka bermandikan cahaya warna-warni kembang api tahun
baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar