Jumat, 02 November 2012

Janji Anyelir

Prima  memang telah kencan dengan Sandi untuk  bertemu di ultah cewek gaul ini seminggu yang  lalu.  Ucapan  Prima memang telah membalut begitu kuat di setiap denyut nadinya.    Lantaran malam ultah sang  princess of  heart-nya, seakan    langit akan berkubang seribu warna kembang api.  Setiap barisan ombak di lautpun akan berhenti sejenak,   air terjun akan berganti memberi senyum yang indah, kepada semua yang memadu cintanya,   saat saat detik  tanggal lahirnya.

“ Ntar kita akan mejeng di  mana , San “  seru  Prima dengan hati yang berharap cemas agar malam  ultah  Sandi  segera tiba. Mataharipun telah  Prima  beri pesan supaya berputar  lebih cepat.

 “ Nggak  tahu . Aku lebih merasa  romantis  bila   kita nikmati malam  ultahku  di Malioboro saja. Gimana   Pram ? ” jawab Sandi, gadis manis  yang  telah menghanyutkan  seluruh  nadi dan jantung  Prima dalam  samudra  pesonanya.

Prima  hanya diam sesaat, seribu bunga warna jingga kini melintas  di sudut hati cowok ganteng ini, lantaran hadirnya  Sandi.  Kekaguman Prima  pada Sandi ternyata lebih menghanyutkan  ketimbang  yang lain.     Primapun baru sadar ketika Sandi menggayutkan tangan di punda  Prima.

”Kok diam saja sih  Pram  !.   Apa  kamu masih ingin enjoy lagi  dengan  Anyelir,  cewekmu dulu yang seindah bunga sorga,  yang  beribu kali lebih baik dari aku, Pram ? “ . Primapun tersentak  kaget, mendengar Sandi merajuk  seperti anak kecil, yang penuh cemburu . Menggayutkan lagi masa-masa silam ketika dia masih memiliki Anyelir ,  yang kini di LA  mengikuti ortunya yang bertugas sebagai  bos perusahaan swasta.

” Sandi, aku tidak mau kamu menyebut nama itu  lagi  di depanku .  Kamu miliku Sandi.  Aku sudah lupa  sama  Anyelir. Biar  kamu saja yang singgah di hatiku  .  Tolonglah San ! ”

 ”Habis kamu tadi nggak dengerin omonganku Pram,  aku lihat tatapan mata kamu kosong.   Kayanya  kamu mbayangin  malam  bertabur bunga  bersama Anyelir. Maafin aku ya  Pram ?    Sandi menyodorkan tangannya dengan mata di balik kacamatanya  menatap sendu.  Prima  merasakan seluruh tubuh ini  terbang ke  angkasa. Ah Sandi kamu begitu penuh pesona,  semoga  engkau tidak  berlalu , seperti Anyelir,   begitu  bisik hatinya.

Primapun  menyambut  tangan Sandi dengan senyuman yang tergambar dari hati ini yang terindah,  Sandiipun  melempar senyum  tipis dari bibirnya  yang  lembut sembari mengulurkan tangan kirinya juga untuk merapatkan tubuhnya ke arah  Prima.  Dan kini   dia merebahkan kepalanya   di  dada.  Primapun  membalasnya  dengan  mengusap rambut Sandi yang harum.  Sesekali diciumnya rambut  Sandi sembari membisikan  segumpal  kata sayang.

” Pram ,    aku sering cemburu , jujur saja  sama aku  ya , Pram ! .   Anyelir jauh lebih segalanya darui aku kan  Pram ? ”

” Ah. . . kamu ini ,  aku kan nggak mau  kamu menyebut-nyebut dia lagi ! ” 

” Tapi , Pram. Kalau kamu emang  pengin terus  dekat aku,    kamu harus  bisa melupakan  dia. Itulah yang aku pinta ”

” Lho, emangnya  aku  masih   memburu  Anyelir. Biarkan dia bahagia di LA.  Dia nggak kurang satu apapun ! “

 “ Kok  kamu tahu  dia bahagia di LA ,   kamu kontak dia  ya  ?,  Kamu masih pengin lagi bersama dia,  gadis cuakep,  kaya,  pande lagi ?   Tutur  Sandi sambil menyurutkan langkah menjauhi Prima  cowok yang dia anggap segalanya,  Meski telah banyak cowok ganteng dan gaul  yang naksir dia. Namun hanya  Prima  Antariksa  aja yang membuat dia  menyerahkan  sebilah hati miliknya. 

 “ Udahlah San,  kamu jangan mancing – mancing aku terus  dong.  Aku harus ngomong gimana.  Itu kan masa- masa lalu  San  ?,  Sekarang yang ada hanya  aku dan  kamu   ! ”.  Primapun tahu persis perangai  cewek kolokan  ini.   Maka   Primapun  tak mau buang waktu lama,   dia segera   duduk  mendampingi  cewek  gaul ini di sofa  warna biru laut,  yang  lagi  marah nggak karuan arahnya,  tapi setianya amit- amit nggak ada yang mampu menandingi,  meski kadang kadang masih suka kaya anak ABG aja  wataknya .

Justru  saat  seperti inilah  yang ditunggu  Prima ,   karena dia  bisa melihat  alami wajah cewek kolokan ini.  Maka  diapun lantas  membiarkan Sandi hanya  menghabiskan malam mingggu ini dengan  wajah  berselimut mendung  kelabu,  yang penting dia bisa melihat wajah  ayu  Sandi. 

Malam kini berselimut kebisuan karena  rembulan telah hampir menyentuh  tengah langit, pertanda  malam semakin larut. Udara  dingin kini terasa sekali menusuk tulang mereka, lantaran memang dari pagi hujan tiada  henti.

Sepanjang perjalanan pulang melewati jalan Kota  Semarang yang  membisu  di telan dinginya gerimis,  Prima   masih saja  terkungkung dengan  makian Sandi. Bukan lantaran sakit hatinya  tadi, namun karena  Sandi  mengajaknya untuk menghadirkan kembali Anyelir  yang   berusaha dia kubur  dalam – dalam.

Bersama dengan air gerimis yang terus menerpa kaca mobil  Xenianya,  Prima kembali  angannya ke dua tahun silam. Ketika dia mencoba  datang ke rumah  Anyelir di Ungaran,  yang beberapa hari sebelumnya nggak ngasih kabar.  Namun  rumah  itu telah kosong  tiada berpenghuni, hanya  kerabat Anyelir saja  yang masih menunggu rumah itu.

”Jadi  kamu yang bernama  Prima  Antariksa ? “ . Jawab  lelaki setengah  baya  yang  ternyata  Pamannya Anyelir.

 ” Benar   Om,   Aku  mau bertemu  Irna  Om  ? ”

” Lho apa  kamu belum tahu  ? “

“ Belum Om,  Emangnya ada apa ? ”

” Om  nggak berani  ngomong, Mas.  Hanya  surat ini yang  Irna titipkan untukmu. Silakan  kamu baca. ”

 ” Surat  apaan Om ? ”

 “ Nggak tahu aku, Mas Pram, Irna  nggak  pesan apa – apa  hanya  menitipkan surat ini ”

Jantung  Prima  semakin berdegup keras,  kedua tangannya terasa bergetar  kala membuka amplop  itu.  Meski  Prima nggak tahu perisi isi suratnya,  namun  dia sudah mampu menduga apa yang terjadi.  Sebaris dua baris dia baca surat itu hingga baris terakhir ,  Adakah sisa  hatiku yang mampu aku naungi untuk menerima kenyataan ini, demikian bisik hati Prima yang kini hanya mampu duduk di sudut kursi tamu rumah Anyelir  yangh mewah.

Bukankah Anyelir seminggu yang lalu biasa –biasa saja sikapnya, tidak ada  sepotong katapun ia luncurkan tentang rencana kuliah di LA.  Ataukah memang dia pandai menyimpan rahasia,  atau mungkin saja  dia telah menyembunyikan cowok lain yang jauh lebih baik segalanya dari aku. Pertanyaan itu berulang silih bergani datang dan pergi dari hati Prisma. Meski  perhatiannya kini hanya tertuju pada jalan aspal yang ada di depanya. Primapun menjalankan mobilnya dengan  pelan, menyusuri jalan Ungaran Semarang yang padat.

Malam tahun baru  hampir tiba,  Sandi udah nyiapin pakaina baru lengkap dengan assesorinya.  Kesempatan itu udah dia bayangin, betapa mesra dan berkesan nantinya bermalam tahun baru di Malioboro gabung dengan  ABG  fansnya dari seantero mana aja.

Terlebih  lagi pada pesta  nanti dia akan bareng dengan cowok yang singgah di hatinya, yang gantengnya kaya Arjuna turun dari kahyangan.  Sesekali dia ngebel Prima,  sekedar curhat ingin  segera  bermalam tahun baru di Malioboro.

Primapun  tidak ingin melepaskan saat saat romantis nanti, meski dia masih  terpagut dengan bayangan Anyelir yang  memberinya janji akan ke Indonesia,  saat malam tahun baru setahun lalu. Tapi  nyatanya  janji itu hanya  terbawa angin liar entah ke mana, barangkali kehidupan di negara Paman Sam telah memberikan segalanya.   Prismapun telah mati-matian melupakan sekuat tenaga,  berniat mengubur kuat-kuat kenangan bersama Anyelir.

Namun  penantian  kali ini telah pupus sudah setelah hadirnya Sandi,  cewek yang ayu, berkulit kuning dan semampai tubuhnya., apalagi dengan pemanis kaca mata minusnya yang menambah seribu pesona  bagi dirinya.  Namun sifat kolokannya  yang belum bisa dihilangkan, tapi bagi Prima  hal ini tak pernah digubrisnya

” Prima , ada telepon    seru mamanya  dari ruang tamu yang sempat membangunkan lamunannya,  pergi ke negri awan bergandengan tangan dengan Anyelir.  Membagi suka bersama sekaligus menambatkan gelora hati.  Tanpa menunggu lama kini dia sudah memegang gagang telepon rumah.

   Met pagi Pram, kamu masih hapal suara  ini.  Boleh aku bicara  sama kamu Pram  ? ” papar sebuah suara dari dalam gagang telepon.

” Kenapa nggak,   kamu kan temanku  yang dulu pernah  aku kenal ”

 ” Betul, Pram ?.  Apa dari hatimu yang tulus ?,  aku jauh – jauh dari LA sengaja ke sini hanya untuk ketemu kamu Pram, Meski aku jauh dari Indonesia, namun bayangan kamu tetap hadir di hatiku Pram.  Aku kangen sama kamu,  boleh aku ketemu, kamu Pram ? ” .

 ”Tentu, Ir .  Sekarang posisimu ada dimana ?, kalau udah di Semarang biar aku jemput saja. Kebetulan hari ini aku nggak ada acara, ”  pinta Prima  yang masih memiliki  perhatian yang lembut kepada  cewek yang pernah fade-away  sama dia  dengan hanya selembar surat

”Biar   aku naik taksi aja ,  makasih sebelumnya Pram,  kamu  emang cowok yang penuh perhatian dan lembut. Aku tahu persis dirimu lho Pram, aku belum pernah ketemu cowok kaya  kamu, betul lho Pram aku ngomong sebenarnya ” seru Anyelir dengan suara yang patah-patah lantaran barangkali ucapan itu emang keluar dari hati yang paling dalam.

”Makasih  banget   yang kamu ucapin tadi, ya udah gampang nanti kita  bicara  di rumah

Sekarang aku tunggu di rumah ya, 

” Betul ya Pram ,  jangan pergi, jangan menghindar  Pram Aku serius ingin ketemu kamu ”

” Sifat kaya gitu nggak bakalan ada di hatiku, udah ya tutup aja telepon ini, aku tunggu kamu di rumah. Met  ketemu lagi ya Ir ”.   Prima segera menutup telepon itu,  Lantaran jantungnya berdegup keras,  sekeras duat ahun lalu kala Anyelir meninggalkan dia tanpa pesan.

Kegalauan hatinya ini bukan karena pertemuannya nanti dengan Anyelir, namun Prmapun tahu acara dengan Sandi bakalan kacau,  padahal dia sudah memberikan janji ama Sandi bakalan ngasih happy birthday  di Malioboro malam nanti dan mestinya  saat ini juga dia harus berangkat menjemput cewek kolokan itu.  Apa jadinya bila dia  ngaak nepatin janjinya itu,  bisa-biasa terjadi kiamat 2012.  Makanya  kini Primapun harus jujur berkata apa adanya terhadap Anyelir, meski diapun tahu bakalan  membuat luka hati Anyelir.

Pintu belakang taksi kini terbuka sudah,  tak lama keluarlah  Anyelir bersama Madam Ivon  temen Anyelir dari Paman Sam.  Kedua remaja inipun kini berpelukan kaya dalam akting sinetron. 

”Met ketemu lagi Irna,  silakan masuk saja  ”.  Kedua remaja itu lama berpelukan, terutama Anyelir yang lama baru bisa melepas pelukan itu,  lantaran seribu rasa kangen yang lama menggumpal di dalam hatinya.

Kini hanya mereka berdua yang ada di berabda depan rumah Prima. Sementara itu Madam Ivon  lagi tenggelam asyik bersama-sama  dengan Mama dan Papanya Prima  lagi punya acara sendiri ke Bandungan.

” Kamu tambah kurus Pram,  Ayo dong enjoy. Sambut aku yang dari jauh dengan ceriamu dong.  Mana Prima yang dulu amat mesra dan lembut itu, ayo dong ? ” .  Anyelir sengaja merapatkan duduknya di samping Prima.  Namun cowok ganteng itu memang udah nggak kaya  dulu lagi.   Lantaran  janji Anyelir yang  hanya di bibir saja.

” Ah biasa aja kok Ir,  emang beginilah  tampang Prima,  sedari dulu juga emang kaya gini, cowok yang nggak punya apa-apa , hanya bisa menerima janji-janji doang “  .

 ”Aku tahu hatimu Pram,  aku memang bersalah meninggalkan kamu setega itu. Namun apa dayaku Pram melawan kemauan  Papa dan Mama.  Papa ditugaskan ke LA  oleh   Om William untuk memimpin perusahaannya di sana.  Sedangkan aku diminta  papa untuk kuliah di sana.  Emang saat itu aku kalut sekali Pram . Apalah aku ini bila nggak dekat kamu ”  Terlihat Anyelir sudah basah matanya menahan kegalauan hatinya.

” Aku juga nggak tahu harus bagaimana saat itu,  Seharusnya  kamu bisa sms atau kirim email sama aku, Seberapa beratnya sih kirim sms apa email ?. Sehingga aku jadi tahu  apa arti semua ini ”

 ” Maksud  kamu gimana Pram  ? ”

” Seandainya  aku harus  menunggu kamu  sampai kamu balik ke Indonesia,  sampai studi kamu berhasil akupun sanggup menunggu,. Tapi ya udahlah Ir. Kamu udah menentukan demikian ya udah ”

Kini hanya terlihat mata dan pipiAnyelir yang  basah penuh air mata,  demikian juga  hati Prima yang masih merasakan perih lantaran  sembilu cinta telah mencabik hatinya.  Anyelirpun tidak mampu berbuat apa lagi, kini hanya pelukan mesra kepada cowok yang dikhianatinya sekaligus diharapkan cintanya lagi.  Lama Anyelir  berada di pelukan Prima,  sehingga pipi Prima kini hanya dipenuhi air mata Anyelir.  Setelah kembali Anyelir menemukan hatinya  lagi,   maka dilepaskanya  pelukannya itu,  sementara  Primapun masih terlihat diam membujur.

” Inilah  lemahnya seorang wanita , apalagi menghadapi papa yang sikapnya keras ”

” Emangnya kamu diapain ? ”

 ” Papa dan Mama minta aku untuk hidup bersama dengan   Om  Chandra, bawahan Papa yang juga ngikut kita ke LA.  Meskpun dia tak kurang suatu apapun,  namun  hanya kamu yang singgah di hatiku hingga kini, Pram ! ”

” Kasihan dia dong kamu tinggalkan , jangan sakiti dia seperti kamu nyakiti aku dulu, Ir ”

” Teganya kamu bilang begitu Pram. Apa dah nggak ada lagi hatimu ? ”

” Aku juga tahu perasaanmu Ir, tapi kamu juga harus tahu betapa goncangnya diriku saat kamu tinggalkan, berhari-hari tak secuil nasipun masuk ke prutku, hingga aku sakit  Sejak kita duduk di bangku SMP kita sudah saling dekat.  Tujuh tahun kita selalu bersama, tapi kamu tinggalkan begitu saja, hanya selembar surat perpisahan yang kamu pinta sendiri.  Sampai mama dan papa membawaku kerumah sakit agar aku sembuh, Saat itu datanglah Sandi yang mendampingiku, aku tahu dah lama dia ingin dekat aku, tapi aku selalu milih kamu ”

Terdengar isak tangis memenuhi ruang beranda  itu yang kini dipagut kisah cinta dua remaja yang  saling harus mengerti arti saling memahami satu sama lain.  Keduanya kini hanya terdiam , masing-masing kini dililit lamunan yang  membawa mereka ke angan masing-masing.

            ” Pram, ajak aku kemana aja untuk ber-happy ending  bareng kamu,  sebelum aku balik ke Jakarta. Barangkali ini untuk perpisahan kita. Kan dua tahun lalu aku nggak sempat ngucapin perpisahan sama kamu.  Kamu mau kan ?, kamu masih seperti Pram yang dulu kan ? ” Pinta Anyelir dengan mata sayu seakan meminta Prima menuruti kemauannya.

 ”Aku memang Prima yang masih seperti dulu,  sahabatmu.  Tapi aku nggak mau meluikai hati dia. Sekarang nggak ada lagi yang aku miliki  selain dia. Maafin aku ya  Ir.  Sungguh berat memang yang namanya perpisahan, tapi aku harus gimana lagi ?. Kamu cantik lho Ir, aku yakin kamu akan mudah mencari penggantiku

            ’Aku ., ya udah Pram.  Semoga Tuhan Mempertemukan aku lagi, Boleh aku mengajukan permintaan Pram ? ”

” Akukan sahabatmu, kenapa enggak ”

 ”Aku akan mengucapkan met ultah untukmu diamanapun aku berada,  sebagai penebus atas kesalahan aku sama kamu. Dan sebuah pertemuan yang indah untuku.  Meski engkau telah bersanding dengan Sandi,  aku tak perduli. Bolehkah Pram ? ”

” Tentu saja Ir, akupun  akan selalu menunjungimu dimanapun kamu berada bila nanti aku ke Jakarta, Asal kamu tetap memberiku alamat ”

Kedua remaja itupun kini kembali berpelukan  entah untuk yang terakhir kali. Yang jelas  dalam hati kedua remaja tersebut sebenarnya masih ada benih cinta, namun karena kedua saling menyayangi dan saling mambahagiakan, maka merekapun kini saling mengambil jalan sendiri-sendiri..

Malam  di Kota Semarang  kini menjadi saksi terjalinya  benih cinta antar Sandi dan Prima. Meski kedatangan Prima ke rumah Sandi terlambat, namun Sandipun menerima alasan demi mereka berdua. Kini mereka bermandikan cahaya warna-warni kembang api tahun baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar