Kamis, 01 November 2012

Kanvas Cinta


Terasa hambar memang hubungan  Rudi dan Rosella, meski mereka saling menautkan kasih mesra sejak dari kelas sebelas SMA.  Rudi memang memilih meniti karir dengan menjadi pelukis jalanan di sepanjang Malioboro Jogja,  setelah lulus SMA.  Sedangkan Rosella memilih meneruskan studi di perguruan tinggi di Semarang.

Prosa indah yang mereka susun selama dua tahun ,  entah mengapa kini ditikam oleh egonya masing-masing,   rindu yang sering hinggap di sudut hati mereka masing-masing entah mengapa kini terbang di bawa angina kembara.  Rudi begitu asyiknya  gaul dengan pelukis-pelukis ternama di Jogja, hingga tiada  sosok lain yang bisa menemani dia kecuali  corat-coret di kanvasnya dengan  seperasi warna yang  menjadi gambaran hatinya.

Rosellapun begitu antusiasnya , ingin segera merampungkan studinya  hingga bisa bekerja entah dimana untuk menggapai masa depanya, sikap ini memang terus saja membujur di hatinya, karena dia adalah anak sulung, yang diharapkan mampu membimbing adik-adiknya  kelak.  Meski umurnya dia baru menginjak 18 tahun namun kematangan pribadinya telah terjalin  kuat melebihi kedewasaan  sosok yang lebih tua darnya.

Berlainan dengan Rudi yang menjadi korban bobroknya hubungan Mama dan Papanya di tengah kehidupan materinya yang gemerlap. Makanya Rudi terbiasa dengan menyelesakan segala sesautu dengan kemampuan dirinya sendiri. Ganjalan hati yang dalam dan kuat selalu diurai oleh dia sendiri. Hanya Rosella saja yang mau menerima curhat dari cowok yang kesepian ini

Kadang Rosella juga merasakan kerinduan yang dalam dengan cowoknya itu, tetapi rindu itu disimpanya rapat-rapat di hatinya. Lantaran dia tidak mau memberi harapan lebih kepada Rudi yang tidak pernah menginginkan hadirnya siapa saja di sisinya, kecuali  melukis.  Namun demikian kdang pula terbesit rasa kagum pada cowok eksentrik itu. Walaupun bagaimana Rudi adalah cowok pertama yang bisa merobohkan jantung hatinya, meski saat itu telah berpuluh cowok yang lebih caem dari Rudi berusaha mencuri jantung hatinya.

Saat senja di suatu hari, Hpnya Rosella  berdering panjang menggema  di seluruh kamar tidurnya.

 “Ross, lagi ngapain ? kamu nggak pergikan ?. Aku sekarang dah di Semarang. Aku lagi meluncur ke rumahmu. ”

 ”Aku nggak pergi,   ya aku tunggu ! ” Berbagai bunga  warna warni kini tumbuh di hati Rosella. Lantaran sebentar lagi  dia akan bertemu dengan cowok dekil dan eksentrik, berambut panjang, hidung mancung dan kumis tipis menempel di atas bibir yang tipis

Rosellapun  yakin  bahwa  Rudi di Jogja juga sering didekati cewek-cewek  gaul yang  naksir dia. Tapi salah satu lkelebihan Rudi ketimbang cowok lainnya adalah kesetiaannya kepada dia yang nggak bakalan bisa luntur, meski mendapat halangan kaya apa gedenya.

” Met ketemu lagi Ross, maafin aku yang baru kali ini jumpa kamu ” . Seru Rudi dengan pandangan mata sendu,  Rosellapun tau persis dengan cowok ganteng ini. Sikap seperti itu pertanda dia membutuhkan kasih mesra dari dia. Bagaikan musafir yang membutuhkan seteguk air di tengah padang pasir yang gersang.

” Aku harus bicara apa sama kamu Rud,  tiap kali kamu datang mesti ada kata maaf ”

” Iya deh aku nggak mau kaya gitu lagi ”

”Aku emang selalu maafin kamu, tapi kamu harus konseken dong ”

 ”Udah deh jangan diperpanjang lagi, jauh-jauh aku datang ingin jumpa kamu, bukanya ingin kena damprat dari bidadari turun dari langit ” Seru Rudi sambil  mendekatkan duduknya lebih rapat lagi.

 ” Aku nggak mau kalau sikapmu kaya gitu lagi ”

 ”Percaya dong Ros sama aku !, aku di Jogja enggak bakal ngapain-ngapain. Aku memang punya kelemahan . Kalau aku udah didekat kanvas aku enggak bakal merasa ada di dunia lagi 

”Kalau itu emang aku percaya, aku dah tau kamu, dengan siapa aja bisa sedingin es. Tapi aku kan enggak bisa kamu biaran gitu aja dong !,  Rud !. Setidaknya kamu bareng ngrayain tahun baru kesini, kan nggak nyita waktumu kan  ? ”

” Tapi aku kan udah kirim sms sama  kamu pas tahun baru kemarin ”

” Ya udah sekarang kamu balik aja ke jogja, semua kecengengan hati kamu kirim aja pakai sms, nggak usah ketemu aku lagi. Kamu jangan kalau ada maunya aja dong,  Rud ? ”

 ”Ah  enggak !,  aku pengin ketemu kamu aja kok, aku dah kangen ”

”Terus kalau dah ketemu  aku,  kamu mau ngapain ? ” Rudipun hanya nyengir saja , memang sering dia disudutkan seperti itu sama  Rosella,  lantaran kadang Rudi punya sikap seperti anak – anak .

”Oke deh Ros, sekali lagi maafin aku ” Pinta Rudi sambil menggapai tangan Rosella dan membelainya dengan mesra. Pertanda cowok ini telah mengakui kesalahannya dan kini dia butuh Rosella. 

Dibibr Rosella kini ada senyuman tipis yang hangat dan manja membuat jantung hati Rudi tambah berdegup keras.  

”Ros , kamu mau ngikut ke Jogja ? ”

”Ada  acara  apa  ? ”

”Aku mau ngikut pameran lukisan  tingkat nasional ”

”Bagus dong, Cuma  aku  kan harus kuliah Rud.  Papa nggak boleh  kalau aku bolos kuliah, Aku hanya ke Jogja klo liburan aja.  Itu aja kalau kamu ngajak,  Emangnya ada apa ? ”

” Udahlah jangan ungkit yang tadi  lagi, Bener deh Ros, Cuma kamu yang ada di hatiku.

”Oh ya tadi pameran nasional gimana ? ”  tanya Rosella berusaha mengembalikan arah pembicaraan mereka berdua.

” Ya diikuti pelukis ternama, Cuma aku aja pelukis lokal yang masih ingusan ”

”Jangan  kecil hati dong Rud !,  Apa bedanya kamu sama mereka  ? ”

”Itulah Ros, yang aku pikir.  Karya mereka biasa-biasa aja.  Aku yakin karyaku nggak kalah dengan mereka. Tapi mengapa karya mereka banyak  diminati publik dan laku keras ”

”Ah  mana aku tahu lukisan Rud !, kamu kan yang lebih ahli . Cuma kamu aja yang merasa kalah duluan ”

”Mungkin juga gitu, ah nggak tahu. Tapi biarin aja , aku ngikut etung-etung cari nama aja ”

”Gitu dong namanya Rudi,  aku dukung kamu seratus persen ” jawab Rosella sambil mendekatkan wajahnya persis di wajah Rudi, dan sebuah ciuman kasih sayangpun kini diapatkan Rudi.

 ”Mungkin juga warna-warnanya nggak sesuai dengan hati kamu ! ”

” Maksud kamu gimana ” Jawab Rudi penasaran.

 ”Mungkin saja waktu kamu nglukis selalu saja ada gambaran masa lalu yang paling kamu takuti ”  Rosella mencoba ikut memberikan solusi pada cowok pujaanya. Karena hanya dia yang tahu persis hati cowok eksentrik ini.

 ”Kalau itu selalu saja Ross,  kadang pula aku menjadi lama terdiam untuk mengusir bayang masa laluku. Barulah kalau dah jernih hatiku aku mulai nglukis lagi. Tapi itu saja  masih belum bisa konsentrasi bener ”

” Ya udah cuma kamu aja yang bisa ngrubah,  maka Rud  buang jauh – jauh egomu itu. Untuk bisa mengetahui warna warni kehidupan,  kamu harus hidup terlebih dahulu. Warnai dulu hati kamu dengan rona kehidupan ini. Aku rasa udah lama kita kenal,  tapi kamu belum bisa berubah. Cobalah ya..... sayangku ” Begitu  indah  makna  rangkaian kata dari Rosella  itu, apalagi wajahnya kini rebah d dada Rudi.  Seribu kekaguman  kini  timbul  di hati Rudi, lantaran dia sering bersikap dingin dengan  cewek ini, tapi Rosella selalu saja mau menerima dia.  Oh alangkah indahnya kanvas lukisan ini, bila dihiasi dengan kebaikan  dan cinta kasih antar  sesama.

Rembulan yang ayu kini persis di tengah langit,  usai sudah pertemuan dua remaja ini.  Bagi Rudi mkini ada sketsa lukisan dengan rona warna warni keindahan yang selalu dituangkan dalam kanvas lukisan,  sehingga  membuahkan sebuah lukisan yang indah.  Itulah sebuah refleksi dar kehidupan manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar