Serba susah memang bagi Odie, bila hatinya telah liar ingin menerjang apa saja yang ada
di dalam dadanya. Sesuatu yang dengan halus memekikan hasrat untuk mengenal
lebih dekat dengan Sandy.
Memang belum lama Odie mengenal Sandy,
teman satu kampus di Fakultas Psykhologi Universitas Hamparan Bangsa. Namun
kini apabila Sandy berada di dekatnya,
hatinyapun selalu dipenuhi kunang malam yang selalu menggelitik dengan
nakalnya, mencukil sisi hati ini untuk merapatkan sesuatu kepada bunga kampus
itu.
Awalnya memang biasa saja, perjumpaan demi
perjumpaan. Hingga mulailah guratan hati Odie berkata lain kala fakultas
mengadakan kegiatan refreshing dan pelipur hati pada pasien-pasien rumah sakit
yang butuh bimbingan psychologis. Tanpa ingin menengok sudut hati Sandy, Odie cowok yang
cuek dengan segala macam Lady Performance tiba tiba saja runtuh hatinya
berkeping
Acuh tetap saja menyelimuti hati dan wajah Oddie
kala mereka berdua bareng dalam satu kelompok kegiatan bakti social itu. Mereka
berdua saling menuai canda, yang semakin lama semakin akrab dan mulai mengenal sisi
hati mereka masing masing. Oddie mulai merasakan getar asmara
kala pandangan mata mereka berdua saling bepadu dan berakhir dengan goresan di
hati Oddie yang mendalam.
Tugas bimbingan pada pasien pasien yang
memilukan hati, hari itu usai sudah. Meninggalkan rasa penat dan lapar di tubuh
masing masing praktikan. Ada keraguan di hati
Oddie kini tentang rencananya mentratrik makan siang Sandy
di kantin rumah sakit. Hatinya masih diterkam rasa khawatir entah apa, Di sisi
lain hatinya mulai galau ingin segera Oddie melebarkan sayapnya dan merengkuh
Sandy untuk terbang dan berjalan di awan, Namun disisi lain, Sandy hanyalah
teman satu krlompok praktikan, toh hal yang biasa bila dia berbuat baik pada Sandy. Atau karena pesona
yang selalu ditebarkan Sandy, memaksa Oddie untuk menuruti kata hatinya
yang lebih ditelikung romantis.
“San, aku cape dan lapar kita ke kantin, OK
?”.
“OK lah, aku juga dah lapar, sekalian aku mau nyiapin
berkas laporan di kantin“
“Ah.kalau untuk laporan biar aku kerjain di rumah aja, sekarang kita
butuh refershkan ?”
“Oh, dewi fortuna alangkah beruntungnya aku
hari ini, udah ditlaktir makan siang dibuatin laporan lagi “
“Dewi fortuna kayanya lebih dekat aku hari
ini San, ketimbang sama kamu “
“Alasanmu ?” tanya Sandy
“ Kan
harusnya aku yang beruntung, kok malah kamu ?”
“Iya lah, eh tapi nggak tahu ?”
“Kok nggak jadi ngomong, sejak kapan Oddie
jadi cowok pemalu ?”
“Nggak tahu lah San, aku lagi cape aja,
lagi nggak suka ngomong “
“Katanya kamu mau refresh tadi ?”
“Iya, inikan sudah refersh, bisa canda sama
kamu “
“Bisa aja kamu Oddie”
Oddie sendiri tidak tahu persis, mengapa
kali ini dia bisa sedekat itu dengan Sandy.
Padahal selama ini dia hanya tersihir hatinya dengan lagu lagu ciptaanya
sendiri, apalagi bila sudah di atas pangung dengan sesatu yan paling dekat
dengan dirinya, yaitu hanya sebuah gitar elektrik. Jeritan hatinya hanya
dituangkan dengan string elektrik sambil berjingkrakan mirip gitaris Jimy
Hendrik. Dan kalau sudah begini, beribu kunang malampun beterbangan disisinya.
Rocker yang satu ini, memang telah mati
hatinya terpagut oleh benang sutra cinta milik Evelyn beberapa tahun silam,
saat mereka mengucapkan perpisahan sebelum kanker otak membisukan Evelyn
selamanya. Namun Evelyn lainya datang menjemputnya dalam sebuah metamorfosis
berupa getaran string elektrik, penuh
nada eksotis dan terkadang melangkonis. Disitulah Oddie merasakan kehadiran
Evelyn kembali, apalagi bila dia membawakan lagu Are You Lonesome To Night
kesukaan Evelyn. Bunga bunga cinta yang terus saja membara namun hanya kesemuan
yang Oddie dapatkan.
Terbesit dalam angan yang nakal dari Oddie,
mungkinkah Sandy mampu menggantikan Evelyn,
yang memiliki pesona hamper menyerupai Evelyn.
“Eh, melamun, mana bisa kamu refresh,kalau
terus melamun kaya gitu “ . Sebuah teriakan kecil Sandy
membuat kedua kaki cowok ganteng itu kembali menginjak bumi, setelah lama Oddie
terbawa angan mengunjungi persinggahan Evelyn di langit biru.
“Ah, nggak San, aku cuma kecapean, semalam
aku corat coret buat lagu “
“Aku heran sama kamu, kadang kamu kelihatan
enjoy, tapi kadang kelihatan murung dan melamun. Sorry ya Oddie, kalau aku nimbrung privasimu”
“Ya nggak apa apa sih, hanya saja aku seorang
penulis lagu. Meski belum ada laguku yang masuk rekaman” getar suara Oddie
terdengar jelas, pertanda dia tidak menuturkan lisanya sesuai dengan kata
hatinya. Sandypun mampu menangkap gejolak hati yang ada di dada Oddie.
“Kamu lagi naksir cewek ya Odd ?”
“Ah, kaya anak kecil aja, an !”
“Lho, emangnya orang seperti kamu sudah
kakek kakek, kamu kan
masih muda ?”
“Ah, nggak kaya gitu, San!. Ku nggak gampang
naksir cewek”
“Emangnya kenapa ?”
Seteguk es jeruk terakhir bagi Oddie kini
membasahi tenggorokanya, ditengah mereka berdua yang kini bertambah asyik lagi untuk
saling mengelupas jantung hatinya masing masing. Kini lebih kerap Oddie
melempar sorot matanya pada wajah Sandy,
yang kadang dibalas dengan senyum bunga kapus itu. Seketika itu Oddie merasakan bayangan Evelyn
dating menjenguknya dengan wajah yang meradang kemarahan dan wajah cemburu yang
membuat selama ini hati Oddie mendingin bagai salju, seketika itu pula Oddie
beusaha menepisnya.
“Sudahlah Evelyn, hiduplah kamu dalam
kehidupanmu. Biarlah aku hidup kembali bersama Sandy
untuk mengarungi dunia yang bertaman kembang warna warni seperti yang dulu
pernak kau janjikan”, bisik hati Oddie terus menggumpal di sudut jantungnya.
Sementara itu semua ruangan di rumah sakit itu kini mulai ramai oleh pengunjung
yang berniat menjenguk saudara dan kerabat yang sakit. Lantaran hari telah
ditelikung senja, pertanda mereka harus bergegas pulang di tengah hari yang
melelahkan.
“Aku antar kau pulang, San !”
“Aku booking taksi aja, kasihan kamu cape kan,
Odd ?”
“Ya cape, tapi nggak apa, aku kan belum tahu rumah
kamu” Sandy hanya melempar senyum halus dan lembut, Kini mobil Oddie melaju
menembus keremangan senja bersama dengan hatinya yang kini mulai ditanami bunga
bunga cinta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar